Marc Marquez, Honda Terlalu Terburu-buru Rombak Susunan Pembalap
SCOREIDN – Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez angkat bicara soal perombakan pembalap di MotoGP 2023. Ia tidak terima atas keputusan Honda Racing Corporation (HRC) yang terlalu terburu-buru.
Hal ini ia nyatakan usai Alex Rins dipastikan menggantikan Alex Marquez di LCR Honda dan Joan Mir akan jadi pengganti Pol Espargaro di Repsol Honda.
Takaaki Nakagami juga berpotensi didepak dari LCR Honda dan bisa digantikan Ai Ogura.
Jika Nakagami memang hengkang, maka Marquez jadi satu-satunya rider berpengalaman di HRC. Ini berisiko bagi Honda di MotoGP musim depan. Pasalnya, tiga rider baru itu harus adaptasi dan tak bisa langsung membantu Marquez mengembangkan motor.
Seperti Dani Pedrosa
Kepada DAZN seperti dikutip MotoGP.com, Marquez mengaku bertekad mengalahkan siapa pun yang jadi tandemnya. Namun, ia juga menyatakan tandem barunya harus tangguh, seperti Dani Pedrosa. Dengan begitu, rider tersebut bisa membantu pengembangan RCV dan kompetitif di atasnya.
“Saat tandem baru saya tiba nanti, target saya adalah mengalahkannya. Saya tak peduli ia debutan atau seorang juara dunia seperti Joan. Namun, saya ingin tandem saya sebagai orang yang ada di sebelah garasi saya. Saya ingin kedua motor tim kami bisa menang, seperti pada 2013, ketika saya datang ke MotoGP,” ujar Marquez.
Marquez kembali absen panjang akibat menjalani operasi keempat pada lengan kanannya pada awal Juni lalu.
Gemas
Marquez sudah merasa gemas melihat situasi Honda yang semakin buruk, mengingat seluruh pembalap Honda, termasuk penggantinya, Stefan Bradl, sangat kesulitan untuk sekadar masuk 10 besar.
Saking gemasnya, rider berusia 29 tahun ini bahkan menghadiri MotoGP Austria pekan lalu. Ia memang tak turun lintasan untuk balapan, tetapi ia melakukan diskusi serius dengan para insinyur Honda. Ia bahkan ikut mondar-mandir di garasi Repsol Honda dan LCR Honda untuk mendengarkan keluhan dan masukan semua rider.
“Situasi ini bukan bencana, melainkan seperti teka-teki gambar. Semua potongan ada di meja, tetapi beberapa sedang terbalik. Saya tak minta semua orang berpikir, tetapi melihat cara kerja mereka, firasat saya informasi dan ide yang kami dapat sedang hilang, karena… entahlah, terkadang email saja bisa hilang,” keluh Marquez.
Tidak Gegabah
Delapan kali juara dunia ini pun sangat berharap para pimpinan dan insinyur HRC tidak gegabah dalam mengambil keputusan apa pun demi bangkit dari keterpurukan.
“Kami bukannya tersesat. Namun, kami mencapai titik di mana bakal mudah bagi kami untuk panik,” ungkapnya.
“Saat panik, Anda mengambil keputusan dalam momen yang menegangkan, mencari solusi cepat yang nantinya bisa Anda sesali. Bagusnya, tak seorang pun di tim kami tutup mata. Namun, saya bilang pada mereka, ‘Jangan berpikir bahwa mengubah susunan pembalap bakal mengatasi masalah,” pungkas Marquez.